Buta warna adalah kondisi kualitas kesehatan penglihatan pada seseorang terhadap warna yang sedang berkurang dibanding orang normal pada umumnya. Tes buta warna diperlukan bagi seseorang yang tidak mampu membedakan warna yang ada di depan pandangan matanya, karena baginya semua warna sama atau bisa beda arti warna. Inilah 3 hal seputar tes untuk buta warna ini secara lengkap.
3 Hal Seputar Tes Buta Warna
1. Tingkatan Tes untuk Buta Warna
Tingkatan buta warna ada dua, yakni buta warna parsial, ciri-cirinya tidak mampu membedakan warna tertentu dan tingkatan buta warna total, ciri-cirinya tidak mampu membedakan warna secara keseluruhan. Untuk mengetahui tingkatan yang sedang dialami, dokter akan melakukan tes menggunakan file pdf yang telah berisi aneka warna dan mengobservasi penderita.
Buta warna termasuk penyakit seumur hidup. Namun, penderita dapat membiasakan diri untuk beradaptasi dengan kondisi ini, sehingga tidak akan mengganggu aktivitas sehari-hari dan tetap berjalan normal. Dalam hal ini dokter akan menentukan terapi yang tepat dan sesuai dengan tipe buta warna yang sedang dialami.
Permasalahan buta warna yang dialami sedikit banyak akan berpengaruh pada anak yang ingin melanjutkan ke jenjang SMK, khususnya bidang kelistrikan. Karena banyak dari beberapa jurusan sekolah kini mensyaratkan untuk lulus dari buta warna. Hal ini tentu akan diketahui pada saat tes online sebelum masuk sekolah. Untuk itu bagi anak yang telah mengetahui dirinya mengalami buta warna, sejak dini orang tua dapat mengajak konsultasi pada dokter yang ada di puskesmas atau RS terdekat untuk mendapatkan arahan menyiasati kondisi tersebut.
2. Penyebab Buta Warna
Pada dasarnya mata memiliki sel-sel saraf yang khusus mengandung pigmen yang akan bereaksi terhadap warna dan cahaya. Sel ini memiliki tiga pigmen yang akan berfungsi mendeteksi 3 warna dasar yakni, merah, hijau, dan biru. Seseorang yang mengalami buta warna, sel pigmen tersebut mengalami kerusakan atau tidak berfungsi dengan baik, sehingga mata tidak mampu mendeteksi warna-warna tertentu atau bahkan seluruh warna dengan baik seperti halnya orang normal pada umumnya.
Kerusakan sel terjadi karena kelainan gen yang diturunkan dari orang tua pada anaknya. Selain kelainan gen yang diturunkan, terdapat pula beberapa faktor lain yang dapat menyebabkan rusaknya sel, yaitu:
- Penderita penyakit diabetes, glaukoma, atau multiple sclerosis.
- Pengaruh efek samping obat digoxin, ethambutol, phenytoin, chloroquine, dan sildenafil.
- Terpapar oleh zat kimia karbon disulfide yang dipakai dalam industri rayon, dan styrene yang digunakan untuk industri plastik dan karet.
- Kerusakan atau cedera pada mata akibat kecelakaan.
Selain itu usia juga dapat menjadi faktor penyebab menderita buta warna. Seiring bertambahnya usia, maka kemampuan mata dalam menangkap cahaya dan warna akan berkurang. Hal ini merupakan proses alami yang dapat terjadi pada semua orang.
3. Solusi Buta Warna
Solusi untuk orang yang mengalami buta warna baik parsial maupun total dapat dengan cara menggunakan kacamata buta warna. Untuk memilikinya dapat membeli di tempat optik terdekat setelah sebelumnya mendapatkan surat rekomendasi dari dokter. Dengan adanya kacamata khusus ini, akan memudahkan dalam membedakan warna. Dari segi biaya pembuatan bervariasi, tergantung kualitas kacamata tersebut.
Selain itu untuk membiasakan kondisi buta warna dapat melakukan terapi di rumah dengan cara menggunakan lampu yang terang agar membantu memperjelas warna, menggunakan aplikasi khusus untuk mendeteksi dan memberi tahu warna pada suatu objek.
Demikian pembahasan seputar tes buta warna. Jika buta warna yang dialami merupakan efek samping dari suatu penyakit, maka dokter akan melakukan penanganan untuk mendapatkan solusi terbaik. Untuk itu diskusikan lebih lanjut dengan dokter terkait upaya-upaya yang bisa dilakukan agar buta warna yang diderita tidak terlalu mengganggu aktivitas sehari-hari. Semoga informasi di atas dapat bermanfaat.