Perkembangan LinkAja dari Tahap Awal Pendanaan Hingga Sukses

2 min read

Perkembangan LinkAja yang semakin pesat membuat LinkAja menjadi dompet digital populer saat ini

Halo sobat mengulas! Kali ini kita akan membahas perkembangan LinkAja. Model transaksi pembayaran sudah bergeser menggunakan suatu dompet digital. Dompet digital merupakan sebuah aplikasi elektronik yang digunakan untuk transaksi online. Hanya dengan membawa smartphone saja, kini masyarakat bisa melakukan pembayaran tanpa harus menggunakan uang tunai. Salah satu startup dompet digital yang populer saat ini adalah aplikasi LinkAja. Lalu, seperti apa perkembangan LinkAja?

Perkembangan LinkAja dan Fakta di Dalamnya

Dengan bermodal kolaborasi, anggota Himbara mengubah TCASH dan dompet digital dari PT Telekomunikasi Seluler menjadi sebuah aplikasi yang lebih keren, yaitu LinkAja. Peresmian migrasi para pengguna TCASH ke layanan LinkAja telah dilakukan sejak tanggal 22 Februari 2019 lalu. Berikut adalah 5 fakta dan perkembangan LinkAja dari tahap awal hingga mencapai kesuksesan:

1. Dompet Digital BUMN

Perkembangan LinkAja hingga menjadi dompet digital populer saat ini tidak terlepas dari perannya sebagai dompet digital milik BUMN.
LinkAJA milik BUMN.

Aplikasi LinkAja merupakan hasil integrasi dari dompet digital anggota Himbara, yaitu e-cash dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, T-Bank dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk yang dilakukan pada tanggal 1 Maret lalu.

Bukan hanya kerjasama antara Telkomsel dan Himbara saja, aplikasi LinkAja juga didirikan dengan menggandeng PT Pertamina (Persero) serta beberapa perusahaan lainnya. Hasilnya, LinkAja dianggap menjadi dompet digital Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dalam hal ini, PT Fintek Karya Nusantara atau Finarya ditunjuk menjadi pengelola bisnis tersebut.

2. Pesaing GoPay dan OVO

Setelah selesai mengurus izin di BI, aplikasi LinkAja akan hadir dan menjadi lawan dari dompet digital yang kini sangat populer. Apa lagi kalau bukan OVO yang dimiliki PT Visionet Internasional serta Gopay yang merupakan milik dari PT Dompet Anak Bangsa.

3. Tidak Hanya Berperan untuk Memenuhi Gaya Hidup

Cukup dengan LinkAja kamu bisa naik KRL kemana aja, ini menjadi bukti perkembangan LinkAja sangat berkembang pesat.
Naik KRL pakai LinkAja.

Sejak resmi dibentuk, LinkAja mempunyai visi, misi, dan positioning yang cukup berbeda dengan dompet digital lainnya. LinkAja tidak hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan gaya hidup saja. LinkAja pun fokus untuk pemenuhan berbagai kebutuhan. Baik itu pembayaran BBM, Transportasi, tagihan, telekomunikasi, sampai pembayaran donasi.

Pada akhir 2019 ini, LinkAja juga sudah terhubung dengan beragam moda transportasi publik, seperti Gojek, KRL Jabodetabek, KAI antar kota, taksi Bluebird, bus Damri, Garuda, Citilink, dan Railink. Selain itu, ada juga beberapa transportasi lokal, misalnya Trans Semarang, Trans Lampung, dan sebagainya.

4. Mengembangkan 3 Layanan Keuangan

LinkAja sedang fokus untuk mengembangkan 3 produk layanan keuangan, yaitu proteksi, wealth management, serta pinjaman. Namun, masih belum ada penjelasan secara lebih rinci. Bahkan, LinkAja diketahui sedang menyiapkan produk syariah. Semua inovasi produk keuangan terbaru ini masih pada tahap pengembangan serta perizinan dari Bank Indonesia. 

5. Sukses Menutup Tahun 2019 dengan Perkembangan LinkAja yang Pesat

Pada tahun 2019, perkembangan LinkAja menunjukkan hasil yang baik terbukti dengan pengguna LinkAja yang semakin meningkat.
Pengguna LinkAja semakin meningkat.

Edward Kilian Suwignyo, sebagai Direktur Marketing LinkAja menyatakan bahwa kinerja positif tahun 2019 dibuktikan dengan pertumbuhan jumlah pengguna terdaftar yang mencapai 40 juta lebih. Jumlah ini bahkan sudah melampaui dari penetapan target awal. Pertumbuhan pengguna aktif setiap bulan adalah mencapai 5,1 kali.

Hingga saat ini, aplikasi LinkAja mempunyai akses cash in pada 700.000 titik lebih. Baik itu berupa modern retail, bank channel, atau layanan keuangan digital. Pemakaian LinkAja juga sudah tersebar di 30.000 merchant lokal, 23 universitas, 40 pasar tradisional, 23 transportasi lokal, 14 kantor pajak, serta retribusi daerah.

Kesimpulan

Untuk meraih target di tahun selanjutnya, LinkAja akan semakin memperluas usaha dengan menjalin kerjasama bersama banyak pihak. Mulai dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, BUMN, serta perusahaan swasta. Dengan begitu, maka perkembangan LinkAja akan semakin pesat dan semua target yang ditetapkan akan dapat tercapai. Nah, sobat mengulas, sudah pakai LinkAja belum?

Bagi Anda yang memiliki usaha startup maupun aplikasi, mau bisnismu diulas oleh mengulas.com dan para blogger lainnya di Google seperti Perkembangan LinkAja ini? Langsung saja isi form yang ada di Mengulas For Business.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *