Berikut ini pengalaman bisnis rumah kontrakan yang sudah dirangkum oleh www.distributed-mac.net. Bisnis rumah kontrakan adalah salah satu investasi properti yang menjanjikan karena memberikan penghasilan pasif dalam jangka panjang. Dengan meningkatnya kebutuhan tempat tinggal, terutama di kota-kota besar dan daerah industri, permintaan akan rumah kontrakan terus tumbuh. Namun, seperti bisnis lainnya, ada tantangan yang perlu dihadapi.
Berikut adalah panduan lengkap mengenai pengalaman bisnis rumah kontrakan, cara menjalankan usaha ini, tips sukses, serta kelebihan dan kekurangannya.
Pengalaman Bisnis Rumah Kontrakan
Memulai bisnis rumah kontrakan memerlukan perencanaan matang. Banyak orang berpikir bahwa memiliki rumah kosong lalu menyewakannya sudah cukup, tetapi kenyataannya ada berbagai faktor yang harus diperhatikan seperti lokasi, harga sewa, perawatan rumah, dan manajemen penyewa.
Berdasarkan pengalaman beberapa pemilik rumah kontrakan, tantangan yang sering dihadapi antara lain:
- Mencari penyewa yang tepat – Beberapa penyewa membayar tepat waktu, tetapi ada juga yang sering menunggak. Ada baiknya untuk minta identitas resmi (KTP, KK, surat keterangan kerja). Tanyakan juga tujuan menyewa rumah dan cek riwayat pembayaran sewa di tempat sebelumnya jika memungkinkan.
- Perawatan rumah – Ada penyewa yang merawat rumah dengan baik, tetapi ada juga yang meninggalkan rumah dalam kondisi rusak.
- Keamanan dan ketertiban – Jika tidak diawasi, rumah kontrakan bisa disalahgunakan untuk kegiatan yang merugikan.
Namun, bagi yang sukses menjalankan bisnis ini, keuntungan yang didapat sangat menjanjikan. Dengan memilih lokasi yang strategis dan manajemen yang baik, bisnis rumah kontrakan bisa menjadi sumber pendapatan pasif yang stabil.
Cara Memulai Bisnis Rumah Kontrakan
1. Menentukan Lokasi yang Strategis
Lokasi adalah faktor utama dalam menentukan harga sewa dan daya tarik properti. Pilih lokasi yang dekat dengan:
- Kawasan industri atau perkantoran (banyak pekerja yang mencari kontrakan).
- Kampus atau sekolah (mahasiswa sering menyewa rumah bersama).
- Akses transportasi umum seperti stasiun atau terminal.
- Fasilitas umum (pasar, minimarket, rumah sakit, dll.).
2. Menentukan Jenis Kontrakan dan Target Pasar
Ada beberapa jenis kontrakan yang bisa dipilih sesuai target pasar:
- Kontrakan murah – Biasanya untuk pekerja atau keluarga kecil dengan fasilitas sederhana. Keluarga kecil biasanya mencari rumah kontrakan tipe 36 atau 45 dengan 2 kamar tidur.
- Kontrakan eksklusif – Rumah dengan fasilitas lebih lengkap, cocok untuk ekspatriat atau profesional.
- Kontrakan kamar – Cocok untuk mahasiswa atau pekerja yang hanya membutuhkan tempat tinggal sementara.
3. Hitung dan Siapkan Modal dan Biaya Operasional
Modal yang dibutuhkan tergantung pada apakah kamu sudah memiliki properti atau harus membelinya terlebih dahulu. Jika membeli rumah baru untuk disewakan, pertimbangkan:
- Harga rumah (bisa dengan skema KPR atau tunai).
- Biaya renovasi dan perbaikan sebelum disewakan.
- Biaya pemasaran untuk mencari penyewa.
Jika rumah sudah dimiliki, modal yang dibutuhkan lebih sedikit, cukup untuk perbaikan dan promosi.
Modal Awal (Estimasi untuk 1 unit rumah kontrakan tipe 36):
- Tanah: Rp 100.000.000 – Rp 300.000.000 (tergantung lokasi)
- Pembangunan rumah: Rp 150.000.000 – Rp 250.000.000
- Renovasi dan perabotan: Rp 20.000.000 – Rp 50.000.000
- Total estimasi modal: Rp 270.000.000 – Rp 600.000.000
Biaya Operasional Bulanan:
- Perawatan bangunan: Rp 500.000 – Rp 1.500.000
- Pajak dan iuran lingkungan: Rp 200.000 – Rp 500.000
- Pengelolaan dan administrasi: Rp 300.000 – Rp 1.000.000
4. Menentukan Harga Sewa
Tentukan harga yang kompetitif dengan mempertimbangkan:
- Harga sewa di daerah sekitar sebagai perbandingan.
- Kondisi dan fasilitas rumah (furnitur, AC, WiFi, dll.).
- Luas tanah dan bangunan.
- Sistem pembayaran (bulanan, tahunan, atau deposit).
Harga sewa harus kompetitif agar menarik penyewa. Cara menentukannya:
Hitung ROI (Return on Investment)
- Jika biaya pembangunan kontrakan Rp 300 juta dan harga sewa per bulan Rp 3 juta, maka dalam 8-10 tahun modal bisa kembali.
- Pastikan harga sewa sesuai dengan harga pasar di lokasi tersebut.
5. Membuat Perjanjian Sewa
Buat perjanjian kontrak yang jelas antara pemilik dan penyewa untuk menghindari masalah di kemudian hari. Beberapa hal yang harus dicantumkan:
- Durasi sewa (1 tahun, 2 tahun, atau lebih).
- Harga dan metode pembayaran (transfer atau tunai).
- Kewajiban penyewa (misalnya, membayar listrik, air, dan kebersihan).
- Kewajiban pemilik (misalnya, perbaikan kerusakan akibat usia bangunan).
- Ketentuan perpanjangan atau pemutusan kontrak.
- Aturan tentang perawatan properti dan denda jika ada kerusakan.
6. Promosikan Rumah Kontrakan
- Pasang iklan di Facebook Marketplace, OLX, dan situs properti seperti Rumah123 atau Lamudi.
- Gunakan banner atau spanduk di lokasi rumah untuk menarik perhatian calon penyewa.
- Minta bantuan agen properti lokal jika ingin mendapatkan penyewa lebih cepat.
Kelebihan dan Kekurangan Bisnis Rumah Kontrakan

Kelebihan
1. Pendapatan Pasif yang Stabil
Jika memiliki beberapa rumah kontrakan, kamu bisa mendapatkan pendapatan tetap setiap bulan atau tahun.
2. Nilai Properti Terus Meningkat
Harga tanah dan rumah cenderung naik setiap tahun, sehingga investasi ini bisa memberikan keuntungan jangka panjang.
3. Permintaan Tinggi dan Stabil
Banyak orang yang mencari kontrakan karena tidak semua mampu membeli rumah sendiri.
4. Bisa Digunakan Sendiri dan Dijadikan Jaminan Kredit
Properti bisa dijadikan agunan untuk mendapatkan pinjaman usaha lainnya. Selain itu, properti bisa digunakan sebagai tempat tinggal sendiri.
Kekurangan:
1. Risiko Penyewa Bermasalah
Ada penyewa yang sering menunggak pembayaran atau merusak properti tanpa bertanggung jawab.
2. Perawatan dan Perbaikan Rutin Diperlukan
Rumah perlu dirawat agar tidak mengalami kerusakan besar yang bisa mengurangi daya tariknya. Jadi Harus selalu ada dana untuk memperbaiki rumah agar tetap menarik bagi penyewa.
3. Membutuhkan Modal Besar di Awal
Jika harus membeli properti terlebih dahulu, modal yang dibutuhkan cukup besar. Dibutuhkan modal ratusan juta hingga miliaran rupiah untuk memiliki properti yang layak disewakan.
4. Tidak Selalu Ada Penyewa
Ada masa-masa rumah kosong dan tidak menghasilkan pendapatan.
5. Regulasi dan Pajak
Ada pajak properti dan aturan daerah yang perlu diperhatikan.
Itulah pengalaman bisnis rumah kontrakan mulai dari kelebihan dan kekurangan.
Bisnis rumah kontrakan bisa menjadi investasi yang menguntungkan jika dikelola dengan baik. Dengan memilih lokasi strategis, menetapkan harga yang sesuai, dan menjaga kondisi rumah tetap baik, kamu bisa mendapatkan keuntungan jangka panjang.
Namun, bisnis ini juga memiliki tantangan seperti risiko penyewa bermasalah dan biaya perawatan yang harus diperhitungkan. Oleh karena itu, seleksi penyewa, sistem pembayaran yang jelas dan pemasaran yang efektif sangat penting dalam menjalankan bisnis rumah kontrakan.
Jika dikelola dengan baik, bisnis ini bisa menjadi sumber pendapatan pasif yang stabil dan bertahan dalam jangka panjang.