Berikut ini ciri ciri sistem ekonomi Korea Utara yang sudah dirangkum oleh globalizingworld. Korea Utara merupakan salah satu negara dengan sistem ekonomi yang unik dan berbeda dibandingkan dengan kebanyakan negara di dunia. Negara ini menerapkan ekonomi komando yang dikendalikan sepenuhnya oleh pemerintah di bawah ideologi Juche sebuah filosofi yang menekankan kemandirian ekonomi, politik, dan militer.
Meskipun sistem ekonomi ini memungkinkan Korea Utara untuk mempertahankan kendali penuh atas sumber daya dan produksinya, banyak tantangan yang dihadapi, termasuk keterbatasan perdagangan internasional, sanksi ekonomi, serta tingkat kemiskinan yang tinggi.
Artikel ini akan membahas secara mendalam ciri-ciri sistem ekonomi Korea Utara, meliputi karakteristik utama, keuntungan dan kelemahan, serta dampaknya terhadap kehidupan masyarakat.
Karakteristik Utama Sistem Ekonomi Korea Utara
Sistem ekonomi Korea Utara memiliki beberapa ciri khas utama yang membedakannya dari negara lain, terutama negara-negara kapitalis dan ekonomi campuran.
1. Ekonomi Komando yang Dikendalikan oleh Pemerintah
Salah satu ciri utama ekonomi Korea Utara adalah ekonomi terpusat atau ekonomi komando. Artinya, pemerintah memiliki kendali penuh atas semua aspek ekonomi, termasuk:
- Produksi barang dan jasa.
- Distribusi dan harga barang.
- Kepemilikan sumber daya alam.
- Sektor industri dan pertanian.
Keputusan ekonomi tidak dibuat berdasarkan mekanisme pasar, tetapi ditentukan langsung oleh pemerintah sesuai dengan kebijakan negara.
2. Berbasis pada Ideologi Juche (Kemandirian Nasional)
Ekonomi Korea Utara sangat dipengaruhi oleh ideologi Juche, yang diperkenalkan oleh Kim Il Sung. Prinsip utama dari Juche dalam ekonomi adalah:
- Kemandirian ekonomi: Menghindari ketergantungan pada negara lain dalam hal sumber daya dan teknologi.
- Pengembangan industri dalam negeri: Memproduksi sendiri barang-barang kebutuhan tanpa bergantung pada impor.
- Swadaya dalam pangan dan energi: Mengutamakan produksi pertanian dan sumber daya energi domestik.
Namun, dalam praktiknya, Korea Utara masih mengalami ketergantungan pada bantuan luar negeri, terutama dari China dan Rusia.
3. Sektor Industri yang Didominasi oleh Negara
Di Korea Utara, semua industri utama dikelola dan dimiliki oleh negara. Beberapa sektor industri yang paling penting adalah:
- Industri berat: Termasuk baja, mesin, dan kimia.
- Industri militer: Produksi senjata dan peralatan militer menjadi prioritas utama.
- Industri energi: Semua sumber daya energi seperti batu bara dan listrik dikelola oleh pemerintah.
- Industri manufaktur: Pembuatan barang konsumsi seperti tekstil dan elektronik juga diatur oleh negara.
Karena kurangnya inovasi dan teknologi modern, banyak industri Korea Utara mengalami stagnasi dan kesulitan bersaing di pasar internasional.
4. Pembatasan Ketat terhadap Sektor Swasta
Berbeda dengan negara-negara lain yang membuka peluang bagi sektor swasta, Korea Utara sangat membatasi aktivitas ekonomi individu.
- Hampir tidak ada perusahaan swasta resmi.
- Masyarakat tidak diperbolehkan memiliki bisnis atau properti pribadi.
- Semua pekerjaan ditentukan oleh negara.
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, muncul pasar gelap (jangmadang) yang memungkinkan beberapa individu berjualan secara ilegal untuk memenuhi kebutuhan hidup.
5. Pertanian Kolektif dan Kendali atas Produksi Pangan
Pertanian di Korea Utara dilakukan dalam sistem kolektivisasi, di mana:
- Semua tanah pertanian dimiliki oleh negara.
- Petani bekerja dalam kelompok-kelompok besar.
- Hasil panen dikumpulkan dan didistribusikan oleh pemerintah.
Namun, sistem ini sering mengalami kegagalan, terutama akibat:
- Kurangnya inovasi pertanian.
- Ketergantungan pada iklim.
- Kurangnya pupuk dan peralatan modern.
Akibatnya, kelaparan massal sering terjadi, terutama pada tahun 1990-an ketika terjadi krisis pangan besar.
6. Isolasi Ekonomi dan Ketergantungan pada China
Korea Utara menerapkan kebijakan ekonomi tertutup dan hanya memiliki sedikit hubungan perdagangan dengan dunia luar. Namun, negara ini masih bergantung pada beberapa mitra utama, terutama China.
China merupakan sumber utama:
- Bahan bakar dan energi.
- Makanan dan barang kebutuhan dasar.
- Teknologi dan peralatan industri.
Meskipun Korea Utara mengklaim menerapkan sistem mandiri, pada kenyataannya negara ini masih sangat bergantung pada impor dari China.
7. Sanksi Ekonomi Internasional yang Berat
Sejak 2006, Korea Utara menghadapi berbagai sanksi ekonomi dari PBB dan negara-negara Barat akibat program nuklirnya. Dampak dari sanksi ini meliputi:
- Pembatasan perdagangan dan investasi.
- Kesulitan dalam mendapatkan bahan baku dan teknologi.
- Penurunan tajam dalam ekspor, terutama batu bara dan tekstil.
Sanksi ini semakin memperburuk kondisi ekonomi dan membuat Korea Utara semakin bergantung pada ekonomi gelap dan perdagangan ilegal.
Dampak Sistem Ekonomi terhadap Masyarakat

Sistem ekonomi Korea Utara berdampak besar pada kehidupan masyarakat, baik secara positif maupun negatif.
1. Kesenjangan Ekonomi yang Tinggi
Meskipun secara teori semua warga negara mendapatkan akses yang sama terhadap sumber daya, pada kenyataannya terdapat kesenjangan ekonomi yang sangat tinggi.
- Elit politik dan militer mendapatkan fasilitas mewah dan akses terhadap barang impor.
- Rakyat biasa hidup dalam kondisi miskin dan kesulitan mendapatkan kebutuhan dasar.
2. Kelangkaan Barang dan Inflasi Tinggi
Karena ekonomi dikendalikan pemerintah dan perdagangan dibatasi, sering terjadi kelangkaan barang, terutama:
- Bahan makanan seperti beras dan gandum.
- Obat-obatan dan layanan kesehatan.
- Barang elektronik dan kebutuhan sehari-hari.
Akibatnya, banyak orang harus membeli barang di pasar gelap dengan harga yang sangat tinggi.
3. Ketergantungan pada Bantuan Luar Negeri
Meskipun mengusung konsep Juche, Korea Utara masih bergantung pada bantuan dari:
- China, yang menyediakan makanan dan bahan bakar.
- PBB, yang memberikan bantuan kemanusiaan untuk mengatasi kelaparan.
- Rusia, yang memberikan dukungan ekonomi dalam bentuk perdagangan.
Tanpa bantuan ini, ekonomi Korea Utara akan semakin terpuruk.
Itulah ciri ciri sistem ekonomi Korea Utara. Sistem ekonomi Korea Utara berbeda secara fundamental dari kebanyakan negara lain, dengan karakteristik utama seperti kendali penuh oleh pemerintah, ekonomi terpusat, pembatasan sektor swasta, serta keterbatasan dalam perdagangan internasional.
Meskipun pemerintah berusaha menerapkan prinsip Juche untuk mencapai kemandirian ekonomi, pada kenyataannya negara ini masih sangat bergantung pada China dan bantuan luar negeri. Selain itu, berbagai tantangan seperti kelangkaan barang, inflasi tinggi, dan kesenjangan ekonomi membuat kehidupan rakyat semakin sulit.
Sebagai negara dengan sistem ekonomi yang tertutup dan penuh kendali, masa depan ekonomi Korea Utara masih bergantung pada kebijakan pemerintah dan dinamika geopolitik global. Semoga artikel diatas bisa bermanfaat.